2.1 Bagian-bagian
Buah Manggis
Buah manggis terdiri dari 3 bagian
yaitu:
- bagian kulit (pericarp atau rind). Kulit berwarna hijau (ketika masih mentah) hingga ungu gelap bila sudah sangat matang. Di dalam kulit manggis terkandung senyawa warna kelompok antosianin yang memiliki kemampuan sebagai antioksidan yang sangat kuat, yaitu xanthones.
- bagian daging buah (pulp), berwarna putih susu, mempunyai rasa yang khas, kombinasi manis, asam dan sepat.
- bagian biji (seed), lapisan luarnya merupakan selaput tipis yang sedikit mengandung xanthones dan bagian dalam biji berwarna kuning kecoklatan dengan tekstur keras.
2.2 Xanthones,
Senyawa Berkhasiat dalam Kulit Manggis
Berbeda dengan buah-buahan pada
umumnya, manfaat terbesar buah manggis bagi kesehatan bukan terletak pada
daging buahnya, melainkan pada kulit buahnya. Di dalam kulit buah manggis
(pericarp) terdapat komponen yang bersifat antioksidan. Zat ini disebut dengan xanthones (sumber : Wikipedia).
Meskipun daging buah manggis mengandung vitamin C yang
juga merupakan sumber antioksidan alami, tetapi jumlahnya sangat sedikit.
Berikut ini kandungan zat gizi buah manggis
Tabel 2.1 Kandungan Zat
Gizi dalam 100 gram Buah Manggis
Komponen Zat Gizi
|
Jumlah
|
Energi
Protein
Lemak
Karbohidrat
Kalsium
Fosfor
Zat Besi
Natrium
Kalium
Vitamin B1
Vitamin B2
Niasin
Vitamin C
Kadar Abu
Kadar Air
|
34 kalori
0,6 gram
1 gram
5,6 gram
7 mg
4 mg
1 mg
7 mg
19 mg
0,03 mg
0,03 mg
0,3 mg
4,2 mg
0,1 gram
87,6 gram
|
Sebelum membahas antioksidan dalam buah manggis, tidak
ada salahnya kita mengetahui tentang peran antioksidan untuk kesehatan dan
pemicu terbentuknya radikal bebas. Fungsi utama antioksidan adalah melawan
(menetralisir) prooksidan atau lebih dikenal sebagai radikal bebas. Antioksidan
mampu menghambat proses penuaan organ tubuh, mencegah penyakit jantung,
mencegah kanker, mencegah kebutaan, serta meningkatkan system kekebalan tubuh.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa mengkonsumsi
antioksidan dari makanan (misalnya vitamin C dari lemon) dalam jumlah besar
dapat meningkatkan kemampuan antioksidan dalam darah sebesar 10-25%. Dampak
yang ditimbulkan diantaranya dapat mencegah kepikunan dan penurunan
pendengaran, mempertahankan kemampuan sel otak, dan melindungi pembuluh darah
kapiler dari kerusakan akibat proses oksidasi.
Radikal bebas merupakan molekul yang tidak stabil karena
kehilangan elektronnya. Untuk menjadi stabil, radikal bebas akan mengambil
electron dari molekul atau sel lain dalam tubuh kita. Proses pengambilan
electron dari sel-sel tubuh kita menyebabkan kerusakan sel. Dengan kata lain,
radikal bebas akan menyerang tubuh kita terutama merusan protein, sel, dan jaringan
dalam organ tubuh. Bentuk serangan tersebut sebenarnya merupakan upaya radikal
bebas untuk menstabilkan diri. Tubuh kita memproduksi radikal bebas akibat
terjadinya proses oksidasi. Namun,sesungguhnya tubuh kita juga memproduksi
antioksidan yang akan menetralisir radikal bebas tersebut. Masalahnya apabila
radikal bebas yang ada di dalam tubuh kita terlalu banyak dan tidak seimbang
dengan antioksidan yang tersedia, maka sel kitalah yang akan menjadi sasaran.
Serangan radikal bebas secara terus-menerus akan memicu terjadinya penuaan dini dan
penyakit-penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung koroner,
aterosklerosis, osteoporosis, kanker, sirosis hati, alzheimer, obstruksi paru,
diabetes, ginjal kronik dan stroke. Semakin banyak radikal bebas yang masuk ke
dalam tubuh kita, resiko terserang berbagai penyakit juga akan semakin besar.
Agar tubuh tetap sehat, maka paparan radikal bebas harus dinetralisir oleh
antioksidan yang ada di dalam tubuh kita.
2.3 Antioksidan
dalam Manggis
Komponen penting yang paling bermanfaat pada kulit
manggis adalah xanthones. Telah
banyak klaim mengenai kehebatan xanthones
yang dipublikasikan di berbagai jurnal atau artikel. Hal ini disebabkan sifat xanthones yang memiliki aktifitas
sebagai antikanker, antibakteri, dan antiinflamasi. Selain itu, xanthones juga berpotensi untuk
memelihara kesehatan system imunserta mendukung kesehatan mental, serta
mendukung keseimbangan mikrobiologi, serta meningkatkan kelenturan sendi.
Xanthones merupakan
senyawa keton siklik polipenol dengan rumus molekul C13H8O2. Struktur dasar
xanthones terdiri dari tiga benzena dengan satu benzena di tengahnya yang
merupakan keton. Hampir semua molekul turunan xanthones mempunyai gugus penol. Oleh karena itu, xanthones sering
disebut polipenol. Xanthones atau
sering disebut xanthenone, biasanya
terdapat dalam tanaman keluarga Bonnetiaceae, Cluciaceae, dan Podostemaceae. Xanthones memiliki 200 jenis zat turunan
dan 40 di antaranya terdapat dalam kulit manggis (Dr. Ir. Raffi Paramawati).
2.4 Kekuatan
Antioksidan dalam Xanthones
Akhir-akhir ini banyak penelitian yang mengungkapkan
kandungan antioksidan dari berbagai jenis makanan. Banyak bahan makanan di alam
yang mengandung antioksidan dalam konsentrasi tinggi dan dapat menetralisasi radikal
bebas yang masuk ke dalam tubuh.
Beberapa contoh antioksidan yang hampir setiap hari kita
konsumsi adalah vitamin A, C, E dalam sayur dan buah segar. Tak hanya itu,
flavonoid yang terkandung dalam teh hijau juga bersifat antioksidan sehingga
berkolerasi dalam pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah (Roberge et
al,1994).
Kekuatan antioksidan dihitung dari kemampuannya dalam
menetralisasi gugus radikal bebas. Kemampuan tersebut dihitung dengan satuan
ORAC (oxygen radical absorbance capacity), yaitu kemampuan dalam menyerap
radikal oksigen. Dibandingkan dengan kandungan antioksidan pada buah-buahan
lain, kandungan antioksidan pada manggis kedua terbesar setelah buah wolfberry
yang tumbuh di daerah tertentu di Cina.
2.5 Manfaat
Xanthones bagi Kesehatan
Xanthones merupakan
gabungan molekul yang terdiri atas berbagai senyawa kimia yang berpotensi
sebagai antioksidan dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Ternyata sejak
berabad-abad yang lalu, kulit manggis telah dimanfaatkan untuk pengobatan
tradisional. Sekarang, berbagai penelitian mengenai khasiat dan manfaat xanthones telah dilakukan di berbagai
negara. Berikut ini beberapa hasil penelitian mengenai khasiat dan manfaat xanthones bagi kesehatan.
- Sebagai antiinflamasi
Inflamasi atau peradangan merupakan proses perlindungan
sel darah putih bersama senyawa kimia lain dalam melindungi tubuh dari infeksi
oleh benda asing, seperti bakteri dan virus. Lebih mudahnya, inflamasi adalah
respon jaringan tubuh terhadap kerusakan. Akibat umum inflamasi adalah radang
sendi, alergi (contoh: asma), dan sakit kepala.
- Sebagai antibakteri
Xanthones bersifat
anti-mikrobia terhadap MRSA (methicillin-resistant
staphylococcus aureus), yaitu bakteri yang telah kebal terhadap obat
antibiotik yang dapat menyebabkan infeksi parah. Bakteri ini sangat menakutkan
karena dalam waktu singkat akan memakan sel-sel tubuh manusia. Bakteri ini
dapat menyebabkan cacat fisik dan kematian pada penderitanya.
- Sebagai antijamur
Xanthones juga memiliki
kemampuan untuk menghambat aktivitas kapang atau jamur. Penyebab penyakit atau
fitophatogenik. Beberapa contohnya adalah Fusarium
oxysporum V, Alternaria tenuis, dan Dreschlera
oryzae (Cochliobolus miyabeanu).
- Sebagai antivirus
Salah satu penyakit akibat infeksi virus yang ditakuti
banyak orang karena belum ada obatnya adalah HIV. HIV merupakan penyakit yang
menyerang system kekebalan tubuh manusia. Mangostin
xanthones yang terkandung dalam kulit manggis telah dibuktikan mampu
menghambat siklus replikasi virus HIV (Vlietinch,1998).
Hasil penelitian Vlietinch (1998) memperkuat penelitian
sebelumnya yang dilakukan di Cina yang juga menyimpulkan bahwa ekstrak kulit
manggis menunjukkan potensi dalam menghambat HIV-1 protease yang mempengaruhi
replikasi HIV (Chen et al,1996). Tampaknya mekanisme kerja xanthones berbeda
dengan obat antiretroviral (ARV).
- Sebagai antidiabetes
Penelitian di jepang pada tahun 2001 menyebutkan bahwa
komponen mangiferin pada kulit
manggis mampu menurunkan kadar gula darah pada tikus percobaan penderita
diabetes. Mangiferin mampu menurunkan
kejadian resistensi insulin.
- Sebagai antikanker
Xanthones dari kulit manggis dibuktikan berpotensi
sebagai antikanker dan antitumor pada tikus percobaan. Walaupun secara
ilmiah baru dilakukan pada tikus percobaan, tetapi kenyataan ini telah membuka
mata para ilmuan untuk meneliti khasiat ekstrak kulit manggis lebih lanjut secara
nyata. Hasil penelitian Hoetal di Taiwan tahun 2002 menyimpulkan bahwa Garcinone E pada ekstrak kulit manggis
mampu mengatasi sel kanker hati, paru-paru dan lambung. A-mangostin merupakan senyawa yang paling kuat melawan kanker.
Hasil penelitian juga menunjukkan a-mangostin
mampu menghentikan pertumbuhan tumor di dalam usus. Selain itu, a-mangostin juga mampu menghambat
pertumbuhan sel darah yang rusak pada
kasus leukimia melalui induksi apoptosis (Matsumoto
et al,2003). Apoptosis adalah kematian sel yang terprogam.
- Potensi xanthones dalam mencegah dan mengatasi penyakit jantung
Xanthones memiliki sifat
antitrombotik dan antiplatelet (menghambat agregasi platelet). Selain itu,
bersifat vasorelaxation (penurun
tekanan darah pada dinding pembuluh) yang bersifat protektif terhadap penyakit
kardiovaskular (penyakit jantung iskemi dan aterosklerosis), hipertensi, dan
trombosit. Hasil danpenelitian Mahabusarakam et al (2000) mengindikasikan bahwa
xanthones mampu menghambat oksidasi
LDL-kolestrol, prostaglandin E2, cyclooxygenases-1,
dan cyclooxygenases-2 yang merupakan
factor kunci saat terjadi inflamasi atau peradangan. Penelitian lain juga
membuktikan bahwa mangostin dalam
kulit manggis mampu menurunkan kadar LDL (low density lipoprotein) sehingga
tidak mampu mengoksidasi atau menyerang dinding arteri yang menyebabkan
aterosklerosis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar